Langsung ke konten utama

Postingan

PNS - Aku Pasti Mutasi

  PNS – AKU PASTI MUTASI Risqi Achmad Fauzi   Sebagai informasi yang mungkin tidak begitu penting juga untuk kalian tahu, aku adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sudah sekitar satu tahun lebih aku menjadi PNS. Dan ngomong-ngomong tentang PNS, tidak terdengar asing lagi dan erat kaitannya dengan kata-kata mutasi. Bagi PNS, seperti diriku, mutasi adalah sebuah kata yang tidak begitu tabu, tapi juga begitu sakti. Mutasi ini menentukan di mana kalian, atau para PNS akan bekerja di tempat mana kedepannya. Untuk yang mutasi dan mendapat tempat yang diinginkan sakti lah dia bersyukurlah dia. Dan untuk yang mutasi belum pada tempat yang diinginkan kurang sakti anda bersabarlah dahulu. Tapi mutasi adalah memang sebuah kepastian yang hakiki. Walaupun terkadang datang secara dadakan udah kaya tahu bulat aja yang dadakan. Dan tentunya meski dadakan itu mutasi tidak bisa dihindari. Seperti dia yang mutasi, kawan PNS-ku yang dadakan mutasi. Sebenarnya keresahan ini sudah kualami b
Postingan terbaru

Perkara read doang gausah sampai nangis guling-guling, Bor.

Perkara read doang gausah sampai nangis guling-guling, Bor. Risqi Achmad Fauzi Ada dua tipe manusia yang kukenal dalam menanggapi pesan personal saat ini. Pertama adalah spesies manusia   read doang . Sesuai namanya, manusia-manusia ini hanya membaca belaka pesan yang orang atau aku kirim, tanpa membalasnya satu huruf pun. Ya hal ini memang lumrah, selama pesan itu mungkin tidak mengharuskan dia membalasnya. Tapi beberapa ada   juga yang membacanya belaka meski itu pertanyaan yang mestinya harus dijawab, dan ini mungkin level keduanya manusia read doang . Spesies kedua adalah spesies yang tidak membaca pesan itu sama sekali. Terkadang bukan karena dia tidak membuka aplikasi pesannya, tapi ya memang tidak perlu membacanya. Toh masih bisa terlihat di notifikasi. Atau mungkin ada alasan lain. Entah. Nah untuk kali ini aku bakal sedikit bercerita kenapa aku jomblo berpendapat mengenai spesies yang pertama. Aku atau bahkan kalian pasti sudah pernah menjadi spesies read doang

Dilan Kehujanan, Gaes

Dilan Kehujanan, Gaes Risqi Achmad Fauzi Hujan itu emang seringnya ngeselin. Bukan hanya tentang dia yang bisa membuat delusi kita bergejolak mengingat dan merindukan seseorang. Tapi ini bicara kesal yang sebenernya, Kehujanan. Tahu sendiri kan gimana keselnya kehujanan, apalagi di waktu-waktu yang genting? Contoh lah ketika berangkat kerja. Hal itu yang aku alami beberapa waktu yang lalu. Jadi begini. Di suatu pagi yang memang cukup mendung, aku berjalan dengan santai dari indekosku menuju kantorku. Dua tiga menit berjalan tiba-tiba saja kulitku dikejutkan dengan rintik gerimis yang begitu syahdu. Apasih. Plak. Aku masih berjalan dan tetap berdoa dalam hati semoga Tuhan menangguhkan rahmatnya itu. Ternyata Tuhan belum bisa mengabulkan doa hambanya yang nista ini. Hujan turun di tengah perjalanan. Sambil masih berjalan aku bingung sebingung kenapa kamu nikah sama orang lain. plak. Aku bingung antara mau pulang atau melanjutkan perjalanan. Pulangpun percuma aku tak punya payun

Yha Yha Yha

Aku mau ikut-ikutan yang lagi viral lah ya. Haha. Daripada gabut mending nulis ye kan. Cuma canda-candaan aja. Oke? Ini kompilasi juga dari teman-teman saya. Oke mulai. Bocah kentang. Yhaaaaa. Lu yang ndeketin, gue yang ditinggalin. Yhaaaaa. Ditinggal kawin. Yhaaaaa. Kawin sama duda. Yhaaaaa. Duda ganteng. Yhaaaaa. Lu wisuda, gue ngado. Yhaaaaa. Gue wisuda, lu gak ngado. Yhaaaaa. Kagak modal. Yhaaaaa. Lu lulus, gue lulus. Yhaaaaa. Sama-sama lulus. Yhaaaaa. Sama-sama Daftar CPNS. Yhaaaaa. Lu honorer, gue cpns. Yhaaaaa. Lu honorer, gue pns. Yhaaaaa. Lu honorer, gue fungsional. Yhaaaaa Masih honorer. Yhaaaaa. Istri dosen. Yhaaaaa. Dosen syariah. Yhaaaaa. Lu 36, gue real estate. Yhaaaaa. 36 warisan. Yhaaaa. Lu masih desa, gue luar negri. Yhaaaaa. Jepang. Yhaaaa. Paris. Yhaaaaa. Sidamulya. Yhaaaaa. Lu ngajar agama, gue umroh. Yhaaaaa. Gue haji. Yhaaaaa. Masih di sd. Yhaaaaa. Dosen. Yhaaaaa. Dosen syariah. Yhaaaaa. Lu nikung, gue nikung. Yhaaaaa. Sama-sama nik

Tentang Senja bagian 1

Beberapa orang mungkin menyukai senja. Termasuk kamu juga bisa saja menyukai senja. Tapi aku tidak. Aku tidak menyukai senja. Senja bagi kalian mungkin indah. Aku juga tidak mengingkarinya kalau senja itu indah. Tapi percayalah, Kawan. Keindahan itu hanya semu belaka. Kamu tahu sendiri selepas senja akan datang apa, 'kan? Petang. Benar. Senja yang begitu "indah" itu akan segera tergantikan dengan petang yang menggelapkan mata beserta dinginnya yang menusuk ke tulang. Senja itu semu... menurutku. Tapi kenapa kalian begitu menyukai senja? Aku benar-benar bertanya. Kalian menyukai sesuatu yang semu? Kalau begitu bisakah kalian, atau kamu, mengajariku sesuatu yang semu? Semu bagiku adalah suatu ketidakadilan. Contohnya saja senja itu tadi. Kau bisa melihat keindahannya yang berwarna jingga di ufuk barat. Langit senja terlihat elok dengan goresan kuas sang ilahi yang menawan. Pun burung-burung tak ingin ketinggalan untuk serta menghiasi senja. Hei, kamu juga merasa ang

Cie Berharap Cie

Aku sempat berfikir seperti ini, harapan itu sebenarnya datang dari siapa? Dari orang yang tak sengaja memberi (?), atau kita yang menginginkan harapan itu? Aku rasa jika diri sendiri tidak menginginkan harapan itu, pasti kita tak berharap pada suatu itu. Bener, to? Misal seorang pemuda berbuat baik pada seorang perempuan. Pemuda itu selalu ada untuknya, selalu membantunya. Jika si perempuan bagaimanapun tidak berharap pemuda baik itu untuk jadi pasangannya, ya tidak jadi pasangan. Kemudian di waktu lain ada seorang pemuda lain yang lebih rupawan. Pemuda rupawan ini terkadang membantu si perempuan. Hasilnya si perempuan baper dan berharap pemuda rupawan itu menjadi kekasihnya. Cuih. Kenapa? Karena si perempuan mengharapkan itu. Kasusnya adalah ketika si perempuan berharap namun pemuda rupawan itu tak memberikan harapan yang diinginkan si perempuan. Selanjutnya yang terjadi adalah yang sering kita kenal dengan istilah PHP, Pemberi Harapan Palsu. Aku rasa semua orang pernah merasa d

BEGO bukan cuma karena MICIN

Entah kenapa aku merasa ditulisanku kali ini akan sedikit alay. Karena itulah aku menghimbau sebelum ikutan alay, bagi yang tidak kuat silahkan melambai ke arah kamera bisa menyiapkan mental atau bisa melihat tulisanku yang lain. Haha. Malam minggu, masalah apalagi yang membuat jomblo merasa ngenes selain masalah klasik. Tapi tidak, kali ini lebih dari sekadar itu.  Sepele,hanya masalah  tentang kalian ingin tidur tapi tak bisa tidur—bukan insomnia, ingin menonton tapi tak bisa fokus, ingin njoged jaran goyang tapi lagu terasa hambar, ingin menangis tapi tak bisa menangis. Manusia itu aneh. Apalagi menyangkut perasaan. Perasaan lah yang membuat manusia saling mencintai, pun juga saling memerangi. Di situ aku berpikir kenapa pula manusia diberi perasaan. Maaf,bukannya aku mengingkari nikmat Tuhan. Bukan. Tetapi, ayolah kawan. Lihat mahkluk sekeliling. Hewan, kita misalkan singa. Adakah singa yang karena si singa betina selalu memberinya daging segar untuk makan kemudian si